Presiden Bashar Al Assad juga tidak kelihatan di media mengutuk serangan tersebut sebagaimana Volodymyr Zelensky yang selalu tampil di media jika Rusia meneyerang negaranya.
Akibatnya, banyak media menganggap remeh isu serangan Israel itu bahkan tidak pernah menjadi headline atau isu besar di media internasional.
Berbeda misalnya jika korban Israel melakukan pembalasan untuk melindungi diri, maka semua media akan menjadikannya headline seakan pihak korban yang melakukan tindakan terlebih dahulu.
Karena itulah bahkan Suriah hanya defensif dan berusaha menangkis serangan.
Apa tujuan kebijakan 'strategic patient' atau kesabaran strategis ini.
Tentunya karena pertama Suriah bekum sepenuhnya pulih dari konflik sehingga militernya masih tidak sehebat dulu.
Apalagi di tanah Suriah kini terdapat pasukan Rusia. Damaskus harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan Kremlin jika ingin membalas serangan Israel untuk tidak melibatkan Moskow dalam konflik.
Berikutnya, Damaskus juga sadar bahwa saat ini dia dikelilingi oleh berbagai pemerintahan de facto yang menjadi pesaingnya. Sehingga segala eskalasi dengan Israel bisa mengganggu keseimbangan kekuatan.
Satu lagi yang paling penting adalah posisi Israel yang secara terbuka menegaskan bahwa rejim Bashar Al Assad adalah musuh yang baik dibandingkan yang lain. Artinya Israel hanya ingin meneror rakyat Suriah tapi tidak ingin Assad jatuh dari kekuasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar