Sumber |
Setelah sebelumnya ada 212 Mart yang mengusung konsep ritel modern yang hampir sama yaitu ritel modern islami, apakah Umat Mart akan menyaingi 212 Mart?
"Nggak ada, kita nggak ada menyaingi," papar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey kepada detikFinance, Rabu (11/4/2018).
Ia menambahkan, kehadiran Umat Mart yang digarap Hipmi dan Aprindo merupakan upaya untuk menciptakan pusat kegiatan ekonomi baru dengan cara memperkenalkan bisnis ritel modern kepada santri dan pengurus pesantren.
Harapannya, bisnis ritel yang dilakoni santri dan pengurus pesantren tak sekadar jago kandang dan bisa turut bersaing dengan toko-toto ritel modern lain di tanah air.
"Ini untuk memberi teori kewirausahaan kita memberi bantuan. Aprindo di sisi distribusi barang. Jadi nggak ada istilah saing-sangian. Kalau yang lain jalan ya sudah jalan saja. Ini (Umat Mart) jalan juga kan kan jalan. Ini kan negara demokrasi, siapapun berhak untuk jalankan usaha," papar dia.
Lahirnya ide pembuatan Umat Mart sebenarnya berawal dari pelatihan kewirausahaan yang dilakukan HIPMI di sejumlah pesantren.
Pelatihan ini pun mendapat respons positif dari pemerintah. Bahkan pemerintah ingin program ini tak berakhir hanya sebagai pelatihan namun ini ingin diwujudkan dalam progran yang lebih nyata.
"Saat HIPMI mengadakan Rakernas dan mereka meminta untuk Pak Jokowi di akhir Maret kemarin terciptalah (ide Umat Mart). Presiden menginginkan juga pondok pesantren yang memang bisa menjadi rencana Hipmi untuk bisa bekerja sama. Agar anak anak pesantren ini bisa belajar mengenai sistem jual beli modern di retai," kata Roy. (sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar